twitter
rss



SANG SANG IBUU.

Oleh : M. AKHIF KHOIRUDDIN


Tak kalaa akuu menyarungkan pedang, dan bersimpuh diatas dipangkuannya
Tertumpah rasa kerinduanku pada sang ibu, tangannyaa yg halus mulus membelai kepalaku
Bergetarlah seluruh jiwa dan ragaku, musnahlah seluruh api semangat juangku, namunnn sang ibu berkata : anakku sayang apa bila kakimu sudah melangkah ditengah padang, tancapkanlah kakimu dalam – dalam, dan tetaplah terus bergumam, sebab gumam adalah mantra dari dewa – dewa, gumam mengandung ribuan makna, aaaapabila gumam sudah menyatu dalam jiwa raga, maakaa gumam akan berubah menjadi teriakan - teriakan yg nantinya akan berubah menjadi gelombang salju yg besar, yg nantinya akan mampu merobohkan istana yg penuh kepalsuan, gedung – gedung yg dihuni kaum munafiq.
Tatanan negeri ini sudah hancur anakkuu, hancurkan sang penguasa negri ini, mereka hanya bsa besolek didepan kaca, tp membiarkan punggungnya penuh noda, dan penuh lendir hitam yg baunya kemana - mana, mereka selalu menyemprot kemaluannya dg parfum luar negeri, diluar berbau wangi didalam penuh dengan bakteri, dan hebatnya sang penguasa negri ini pandi bermain acrobatik, tubuhnya mampu berlipat lipat, dan akhirnya pantat dan kemaluannya sendiri mampu dijilat - jilat.
Anakku apabila pedang sudah kau cabut, jangan lah surut, janganlah bicara soal menang dan kalah, sebab menang dan kalah hanylah mimpi2, mimpi2 muncul dari sebuah keinginan, keinginan hanyalah sebuah kayalah yg hanya melahirkan harta dan kekuasaan, harta dan kekuasaan hanyalah balon2 sabun yg terbang diudara.
Anakku asahlah pedang, ajaklah mereka bertarung ditengah padang laaluu tusukan pedangmu ditengah2 selakangan mereka, biarkan darah bertumpah dinegeri ini, satukan gumammu MENJADI REEVOOLUUSI.
MERDEKKAAAA !!!!